by

Hari Pendidikan Nasional, Wawancara Khusus Senator Sumsel Hj. Eva Susanti Bicara Pendidikan

RadarSumsel.com—JAKARTA. Bertepatan hari pendidikan Nasional 2 Mei 2021, momentum senator anggota DPD RI Dapil Sumatera Selatan Hj. Eva Susanti bicara secara mendalam tentang pendidikan nasional.  Eva Susanti yang duduk di Komite III DPD RI membidangi atau mitra kerja kementerian pendidikan dan kebudayaan. Minggu 2/5/2021

Apakabar Ibu Senator, Apa rutinitas Ramadhan?

Alhamdulillah sehat dan baik, semoga kita semua dalam lindungan Allah SWT dari berbagai penyakit, dilancarkan segala urusan dan rezeki. Dapat menjalankan tugas dan fungsi kita masing-masing

Rutinitas Ramadhan secara tanggung jawab dalam tugas, sebagai senator tidak berbeda dengan bulan-bulan biasa, rapat-rapat terus berlangsung kendati ada juga tatap muka langsung maupun daring online.

Di luar itu, saya juga menjalankan program Ramadhan “Menyapa dan Berbagi” kegiatan ini diselenggarakan oleh Staf Ahli saya untuk mendatangi masyarakat di daerah pemilihan dengan berbagi makanan dan takjil di sore hari menjelang berbuka puasa. Ini saya niatkan untuk ibadah, sekaligus wujud rasa cinta saya kepada masyarakat yang ada di Dapil, semoga menjadi berkah dan menggembirakan bagi masyarakat yang akan berbuka puasa.

Bagaimana pandangan Ibu Eva Susanti peringatan Hardiknas 2 Mei?

Hari pendidikan Nasional 2 Mei sebagai hari bersejarah yang ditetapkan oleh pemerintah, mengenang dan menteladani tokoh pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara dengan semboyan Falsafah pendidikan “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani,  Ing Ngarso Sung Tulodho” artinya yang berada di depan (seorang pemimpin) harus mampu menjadi tauladan. Sementara, Ing Madyo Mangun Karso artinya yang berada di tengah kesibukannya juga harus mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Dan Tut Wuri Handayani artinya yang berada di belakang harus mampu memberikan dorongan moral dan semangat kerja.

Saya kira falsafah ini masih sangat relevan dengan konteks pendidikan keindonesian untuk menjadikan manusia yang beradab dan unggul, sejarah panjang pendidikan Indonesia harus terus dilakukan refleksi dan evaluasi, karena pendidikan memiliki persoalan yang sangat kompleks dan harus kita selesaikan dengan cara bersama-sama gotong royong melibatkan seluruh stakeholder yang ada.

Urusan pendidikan bukan hanya terletak pada guru di sekolah, tapi lebih dari itu urusna pendidikan adalah urusan semua elemen bangsa, dari pemerintah pusat daerah, politisi, swasta. Karena mencerdaskan kehidupan berbangsa adalah tugas kita semua.

Dalam catatan Ibu Eva Susanti, apa saja permasalahan pendidikan saat ini?

Persoalan pendidikan saat ini, harus diurai dari perspektif sistem pendidikan. Banyak yang saling keterkaitan satu dengan lainnya. Pendidikan itu ada Guru, kurikulum, peserta didik, sarana prasarana, pendanaan, output hasil lulusan, kualitas pembelajaran, metode dan sistem pembelajaran, kebijakan pendidikan pusat dan derah. Itu semua memiliki masalah tersendiri.

Guru Honor Usia Diatas 30 tahun

Di tahun 2020 sampai tahun 2021 ini, saya sering menerima pengaduan kelompok guru honorer yang belum kunjung diangkat menjadi PNS, sedangkan usia tidak lagi mencukupi syarat, gaji meraka rata-rata di bawah UMR. Saya sangat sedih dan miris, sehingga kami di Komite III mendesak pemerintah kementerian pendidikan dan MENPAN RB untuk diberikan solusi jalan tengah agar mereka para guru dapat diberikan keadilan secara penghasilan dan status keprofesian mereka. Alhamdulillah atas perjuangan bersama semua pihak dikeluarkan kebijakan pemerintah honorer dapat diangakat menjadi Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Masih terkait dengan permasalahan guru, saya disaat reses mendatangi langsung dinas pendidikan kabupaten/kota. Ternyata alokasi penempatan guru PNS masih banyak yang kurang, sedangkan di daerah perkotaan ada yang menumpuk guru PNS. Saya kira penting untuk menjadi perhatian pemerintah dalam mangatur secara ketat dan tegas penempatan guru-guru secara porposional sesuai dengan jumlah peserta didik dan sekolah di setiap Kabupaten/Kota.

Belajar daring di masa pandemi

Dari segi peserta didik dan sistem belajar daring di masa pandemi, menuai masalah yang sangat beragam mulai dari anak yang kurang mampu tidak memiliki hanphon, tidak memiliki kuota internet, lemahnya sinyal seluler di daerah pelosok. Untuk di daerah-darah juga masih banyak kekurangan saran prasaran belum memenuhi standar pendidikan, ini menyangkut anggaran dan kebijakan pemerintah pusat dan daerah.

Kami telah berdialog dengan menteri pendididan dan menteri Agama mencari solusi sistemp pembelajaran di masa pandemi, dalam waktu dekat mudah-mudahan pelaksanaan pembelajaran akan berlangsung normal dengan tetap mempersiapkan diri bagi sekolah, guru dan peserta didik dengan mematuhi protokol kesehatan.

Mahalnya biaya sekolah swasta

Saya tambahkan, catatan penting bahwa pendidikan hari ini yang menjadi masalah soal mahalnya biaya pendidikan di sekolah TK,SD, SMP sampai SMA sederajat. Ada jurang pemisah yang sangat jauh antara sekolah swasta dengan Negeri, memang kita akui bahwa fasilitas sekolah swasta dengan pembiyaan tinggi tentu berbeda dengan sekolah biasa. Akan tetapi pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya harus memberikan standar biaya yang wajar dan ada pedoman, tidak boleh sekolah dengan dalil sebagai sekolah elit maka semaunya saja memungut biaya SPP.

Pendidikan tidak boleh dikomersialkan, pendidikan adalah kebutuahan dasar (pokok) yang harus dipenuhi, masa depan anak kita ditentukan oleh pendidikan hari ini, jika pendidikanya baik dan harga terjangkau  maka semua orang akan dapat mengakses pendidikan secara merata.   

Apa saja upaya penyelesaian masalah-masalah pendidikan?

Kami selaku senator perwakilan daerah, tugas dan kewenangannya pada posisi legislasi, pengawasan dan penganggaran serta memberikan masukan dan pendapat disampaikan kepada pemerintah pusat terkait masalah-masalah yang ada di daerah pemilihan, kami konsisten menyuarakan aspirasi rakyat disaat rapat-rapat dengar pendapat dengan kementerian terkait.

Dalam penyelesaian masalah pendidikan tidak semuda membalikkan telapak tangan, tapi kita harus terus berupaya optimis membenahi sistem pendidikan, sehingga setiap rapat dengan kementrian pendidikan kami terus membukak ruang diskusi untuk bersama-sama mencari solusi terbaik pendidikan di Indonesia.

Alhamdulillah masalah pengangkatan guru honor ada solusi PPPK, itu semua bagian dari buah hasil perjuangan bersama mencari jalan tengah atas kebuntuan untuk mengakat PNS guru honor. Begitu juga dengan adanya bantuan kuota untuk pelajar dan mahasiswa. Bantuan tunjangan khusu guru-guru honor yang bertugas di Madrasah dan pondok pesantren.

Penyelenggaraan pendidikan adalah tangung jawab semua pihak, pemerintah, masyarakat dan keluarga harus turut serta dalam mendukung sistem pendidikan yang baik dan berkualitas. Sesuai dengan Tri Pusat Pendidikan dipopulerkan oleh Bapak Pendidikan Nasional, yaitu Ki Hajar Dewantara. Istilah ini menerangkan bahwa pendidikan berlangsung di tiga lingkungan, baik di keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Semua usaha yang dilakukan oleh pihak sekolah membutuhkan dukungan dari berbagai lingkungan pendidikan yang lain. Jika sekolah sebagai salah satu lingkungan pendidikan hanya berjalan sendiri, sangat sulit untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

Serentak bergerak, merdeka belajar jargon mas Menteri pendidikan, bagaimana pandangan Ibu Eva Susanti?

Falsafah yang sangat baik, saya sangat mendukung program itu. Serentak bergerak ini mendorong kita semua untuk memberikan andil dan tanggung jawab bersama dalam urusan pendidikan. Merdeka belajar merupakan landasan dasar yang harus tercipta dalam suasana belajar di sekolah, bahwa suasana belajar, peserta didik harus dengan suasana riang gembira tidak dibawah tekanan, siswa bahagia, guru bahagia, orang tua bahagia. Saya pikir itulah pembelajaran yang tepat dan falsafah ini telah dipelopori oleh Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan itu harus menumbuh kembangkan minat dan bakat anak. Iklim sekolah harus diciptakan dengan suasan pembelajaran yang merdeka, bahagia, gembira karena suasana ini akan mendorng tumbuh kembang kreatifitas guru dan peserta didik.

SELAMAT HARI PENDIDIKAN NASIONAL, SEMOGA PENDIDIKAN INDONESIA SEMAKIN MAJU DAN BERDAYA SAING MELAHIRKAN GENERASI UNGGUL.

Hj. Eva Susanti Anggota DPD RI Komite III Dapil Sumatera Selatan

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *