Radar Sumsel.- Onani atau masturbasi adalah hal yang mungkin tabu untuk di bicarakan oleh masyarakat umum khususnya di indonesia. Tetapi sudah menjadi rahasia umum bahwa hal ini banyak di lakukan terutama kalangan remaja. 99% remaja laki-laki di dunia ini pada umumnya pasti sudah pernah melakukan masturbasi atau onani, biasanya hal ini dilakukan antara umur 17 s.d 20 tahun. Banyak yang mengungkapkan ‘kebiasaan’ ini normal, dan tak jarang yang mengatakan ini tidak baik. Soalnya hal ini dianggap ‘biasa’ karena dorongan hormon testosteron sedang aktifnya pada umur 17 s.d 20 tahun. Namun Jika dilihat dari sisi norma manusia dan agama, sudah pasti masturbasi atau onani ini dilarang.
Masturbasi adalah kegiatan seksual yang normal dan sehat. Namun jika dilakukan secara berlebihan tentu saja bisa menimbulkan bahaya bagi diri orang tersebut. Berapa kali masturbasi yang normal dilakukan? Umumnya jumlah masturbasi yang dianggap normal dilakukan 2-3 kali dalam seminggu atau 12 kali dalam sebulan. Jika lebih dari itu bisa berbahaya. Ada yang berpendapat bahwa masturbasi dengan jumlah normal seperti itu atau 12 kali dalam sebulan juga bisa mencegah kanker prostat karena melakukan masturbasi dengan jumlah normal bisa mengeluarkan zat-zat karsinogenik yang bisa membahayakan kelenjar prostat pria. Tetapi hal ini masih menjadi perdebatan para ahli. Orang yang melakukan masturbasi terlalu sering bisa menyebabkan ketidakseimbangan dalam hal psikologis dan fisiologis. Frekuensi masturbasi yang dilakukan tergantung dari usia hidupnya. Orang yang berusia 16 tahun pasti akan melakukan masturbasi lebih sering dibandingkan orang yang sudah berusia 40 tahun. Saat sedang masturbasi maka suhu internal tubuh akan meningkat, sehingga suhu dalam tubuh akan lebih tinggi dibandingkan suhu luar. Karenanya seseorang akan merasa lebih panas atau kadang-kadang berkeringat setelah melakukan masturbasi. Seringnya melakukan masturbasi akan merangsang fungsi saraf parasimpatik yang memproduksi hormon seks seperti asetilkolin, dopamin dan serotonin. Ketidaknormalan tingginya hormon seks ini menyebabkan otak dan kelenjar adrenal menghasilkan performa yang berlebihan dalam mengkonversi dopamin-norepinefrin-epinefrin. Dengan begitu terjadi perubahan besar zat-zat kimia di dalam tubuh. Masalah tidak akan muncul jika terjadi keseimbangan. Tapi jika terjadi ketidakseimbangan zat dalam tubuh maka ada kemungkinan beberapa gejala bisa saja muncul. Hal ini karena masturbasi terjadi secara berulang-ulang. Terlalu sering masturbasi juga bisa mengeringkan saraf motorik, saraf otot-akhiran dan jaringan asetilkolin.
Gejala yang muncul jika terlalu sering melakukan masturbasi atau sering disebut kelelahan seksual yaitu gangguan fungsi sistem saraf termasuk impotensi dan disfungsi ereksi serta kebocoran mani. Kebocoran mani adalah suatu tanda yang menunjukkan adanya gangguan pada saraf parasimpatik yang menjaga katup ejakulasi agar tetap tertutup dan mengatur ereksi, saraf ini bisa melemah jika terlalu sering melakukan masturbasi. Dengan melemahnya saraf tersebut, maka tentu saja akan menjadi masalah pada ereksinya. Selain itu, masturbasi ini umumnya menimbulkan rasa ketagihan atau kecanduan. Selain itu masih banyak hal yang bisa di timbulkan akibat masturbasi ini seperti:
1. Hilangnya hawa nafsu atau hipoten ketika berumah tangga. Karena sudah terlalu sering sperma dibuang-buang.
2.Mengurangi kecerdasan karena selalu membayangkan yang jorok-jorok membuat otak lemah.
3.Membuat badan lebih kurus karna terlalu banyak mengeluarkan sperma sebelum waktunya.
4.Membuat seseorang tidak bisa melakukan hubungan intim kecuali onani terlebih dahulu atau ketergantungan.
5.Dan bagi prempuan yang masturbasi dapat membuat hymen keperawanannya robek sehingga bisa disebut bukan perawan lagi.
6.Dan ini merupakan dosa besar yang sangat dilaknat oleh Allah SWT.
7.Kemungkinan Mr. P dan Testic cepat rusak.
8.Konsentrasi susah / sulit fokus. Tidur tidak nyenyak / insomnia.
9.Jantung berdebar terus-menerus. 10. Paru-paru bekerja tidak optimal / napasnya cepat.
10 Kepala sering pusing. (secara mental)
11 Perasaan bersalah setelah masturbasi / onani.
12 Jadi sering melamun.
13 Berpotensi terserang penyakit psikologi yang bernama ‘Bipolar Disorder’ (Gangguan Bipolar), penyakit ini sulit disembuhkan, obatnya hanya iman. Jika penyakit ini makin parah maka akan menyebabkan seks maniak.
14 Jika sudah terbiasa masturbasi / onani, maka ketika ditahan untuk tidak melakukannya, sang sperma akan keluar dengan sendirinya (ini kasus paling kronis). Karena ini adalah hasil perintah dari otak yang tidak mampu menahannya.
Masturbasi dianggap bermasalah jika membuat kualitas hidup dari orang tersebut menurun seperti mempengaruhi pekerjaan, sekolah atau kehidupan sosialnya.
Banyak sekali dampak yang di dapat karena terlalu sering melakukan masturbasi, untuk anda yang masih sering melakukannya segera tinggalkan kebiasaan buruk ini karena dapat menganggu kesehatan kita. Memang sulit untuk berhenti dari kebiasaan buruk ini tetapi ada beberapa saran saya agar bisa terhindar dari kebiasaan buruk ini, yaitu:
1.Rajin beribadah atau mendekatkan diri ke agama dan hal-hal yang dianjurkan agama.
2.Lakukan kegiatan positif seperti berolahraga atau belajar.
3.Hindari pikiran, ucapan, dan perbuatan yang berjenis pornografi atau pornoaksi.
4.Cari pergaulan/teman yang positif atau membangun diri kita.
5.Jangan menonton atau mendownload hal-hal yang menjurus ke arah pornografi atau pornoaksi dalam bentuk apapun.
6.Jika mempunyai ‘koleksi’ di komputer, rak, dan tempat-tempat ‘rahasia’ lain. Binasakan semuanya sedini mungkin.
7.Kendalikan dirimu sendiri.
8.Jika teman atau relasi atau keluarga mengajak beraktifitas atau jalan-jalan, usahakan ikut berpartisipasi, jika anda sering berada di rumah atau kamar sendirian, makin besar potensi anda untuk onani. oleh Zendi Agta Prasetya mahasiswa PSIK UNDIP
Artikel ini telah ditayangkan oleh https://www.kompasiana.com dengan judul “dampak onani berlebihan”
(**ZRQ)
Comment