Dirimu serupa malam di upuk peraduan Linggau
Memanggil namamu diantara kesik-kesik malam
Tiada yang menjawabku selain hatiku
Dan desir angin malam
***
Di sebrang pulau sana kau sedang sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat tibanya nanti
Suaraku memanggilmu akulah sungaimu tempat kau bermuara
***
Malam di matamu
Relung di hatiku
Dan garis pantai jadi batasnya
***
Memandangimu di peraduan
Berjalan di batas dua dunia
***
Tiada yang lebih rindu
Tiada yang lebih gaduh, gemuruh
Selain hatiku
Andai engkau tahu
***
Relung jiwaku ada ruang untuk sukmamu
Tak terbatas luas bumi dan langit
Abadi tak tergantikan
***
Suci rasaku karena pancarannya
Anugrah rasa cinta tak dapat di tukar dengan kata
***
Di sebrang sana kau tampak sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun jika kau sadar
Angin yang mendesir akulah malam yang menyelimutimu
***
Harapan di matamu
Cahaya di depanku
Dan sungaimu jadi muaraku
***
Teruslah mendayung
Teruslah melangkah
Ku tahu kau tahu aku ada
***
Aku dan dirimu adalah satu
Satu karena disatukan dengan satu rasa
Rasa menembus batas dan waktu
Satuku abadi dengan satu mu.
***
Linggau, 6 Desember 2020
(**Andri Hidayat)
Comment