by

Konsolidasi Petani Sumatera Selatan Desak Wujudkan Reforma Agraria

-Sumsel-1,041 views

Radar Sumsel.com. Di Tengah Pandemi Covid – 19 pengusuran dan Penyerobotan Tanah Rakyat terus berlangsung. selama pandemi covid 19. seharusnya hal ini tidak boleh terjadi sebab seharusnya baik tu perusahaan maupun semua pihak harus mematuhi protokol kesehatan. namun apa lajur tidak demikian hal nya dalam konflik agraria. pengusuran terus terjadi. termasuk yang terdekat kemarin di desa tanjung agung muara enim.

Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan Ki Edi Sosial bahwa walaupun di tengah pandemi covid 19 ini pengusuran dan penyerobotan tanah rakyat masih berlansung. Minggu (14/6/2020).

Edi juga menyampaikan bahwa belum lekang ydalam ingatan kita bagaimana 2 orang petani Pagar Batu Lahat terbunuh karena konflik Agraria. Kemarin dalam minggu, 09 Juni 2020, hal serupa juga terjadi di Desa Tanjung Agung Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim.

Oknum aparat membakingi Perusahaan untuk berusaha mengusir Ranyat dari Tanahnya dan akan membongkar pondok . ” ujar Edi pada whatsaapnya.

Namun, rakyat tetap bertahan dan melawan guna memperjuangkan tanah mereka agar tidak di bongkar oleh petugas.

Menurut Edi, kaum tani harus bersatu dalam mempertahankan tanah- tanah yang dirampas. ” Karena hanya dengan Persatuan kaum Tani maka Reforma Agraria bisa terwujud” jelasnya. Kita Sama sama Tahu di Sumatera Selatan ini masih banyak menyisakan konflik Agraria yang sampai hari ini belum ada titik penyelesaiannya.

“Kita sebut saja mulai dari Konflik Agraria di Desa Campang Tiga Ulu Kab OKU Timur. Konflik Di Air Sugihan Kab OKI. Konflik Agraria suku anak dalam di kab Mura Tara sampai pada konflik di pusat Ibu Kota Sumatera Selatan di Kota Palembang tepatnya di Alang Alang lebar Belum juga ada penyelesaian.” ujarnya.

Ditempat yang berbeda Sekjen Komite Reforma Agraria Sumatera Selatan (KRASS), Dedek Caniago akrab disapa dengan dedek menyampaikan bahwa ada sembilan organisasi tani yang hadir dalam acara konsolidasi hari ini di antaranya Serikat Pertani Indonesia, Serikat Tani Nasional, Serikat Tani Pejuang Sriwijaya, Gerakan Tani Sumatera Selatan, Serikat Tani Sriwijaya, Garda Sriwijaya Indonesia, Serikat Pertani Suku Anak Dalam, Gerakan Tani Nelayan dan Gerakan Mahasiswa Pembaharuan Reforma Agraria.

Konsolidasi bertajuk tema konsolidasi petani untuk wujudkan reforma agraria di Sumatera Selatan Pasca Pandemi Covid -19 (New Normal).

Dedek menyampaikan tujuan utama dari kegiatan ini agar mampu mendorong pemerintah daerah dalam menyelesaikan konflik agaria di Sumsel.

“Kita mendesak pemerintah daerah untuk secara komperatif dan objektif dalam penyelesian konflik agaria” kata sekjen KRASS.

Sangat disayangkan apabila akibat pandemi covid 19 ini pemerintah menjadi diam terkait dengan kesepakatan KRASS dengan pemerintah sumsel melalui BPN Sumsel guna menyelesaikan konflik agararia.

“Sebelum pandemi ini terjadi kita sudah meminta bahkan adanya kesempatan dengan BPN Sumsel untuk memproses segera menyelesaikan reforma agaria (penyelesaian konflik agaria). Namun, setelah adanya pandemi ini proses tersebut seperti mati suri” tegas dedek.

Untuk itulah, kegiatan ini diselengggarakan agar mendapatkan titik terang terkait hal tersebut.

Dedek menegaskan kembali bahwa harapan kita yang hadir segera mungkin reforma agaria terwujud dan kami juga akan terus kawal proses ini. Insya allah Rabu mendatang kita akan melayangkan surat ke pemerintah sumsel melalui BPN tentunya guna mendesak agar proses penyelesaian konflik agaria dapat terealisasikan” pungkasnya.

laksanakan reforma agaria tanah untuk rakyat. pungkasnya. (**EN)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *